Selasa, 27 Maret 2018

HIPOKSIA MUSUH PARA PENDAKI YANG JARANG BERLATIH FISIK

Hipoksia musuh para pendaki yang jarang berlatih fisik

Hipoksia adalah kondisi kurangnya pasokan oksigen bagi tubuh untuk menjalankan fungsi normalnya. Hipoksia bisa merupakan kondisi lanjutan dari hipoksemia, yaitu rendahnya pasokan oksigen pada pembuluh darah bersih (pembuluh arteri). Hipoksia merupakan kondisi berbahaya, karena otak, Hati dan organ lainnya bisa rusak dengan cepat ketika tidak mendapat oksigen yang cukup.

Kita juga harus waspada akan hipoksia saat berada pada lingkungan dengan kadar oksigen rendah seperti pegunungan. Gejala hipoksia bisa mendadak muncul, cepat memburuk (akut), atau bersifat kronis. Berikut ini beberapa gejala hipoksia yang umumnya terjadi :
> nafas pendek
> kebingungan
> berkeringat
> kulit berubah warna, menjadi biru / merah keunguan
> sesak nafas
> halusinasi
> batuk - batuk
> kelelahan
> detak jantung cepat
> nafas berbunyi (mengi)

Penanganan gejala hipoksia dapat dilakukan dengan cara memasok oksigen kedalam tubuh. Tubuh penderita hipoksia akan dipasok oksigen menggunakan selang atau masker oksigen. Semakin cepat kadar oksigen dalam tubuhnya kembali normal, semakin kecil resiko kerusakan organ tubuh. Hipoksia juga bisa menimbulkan komplikasi jika terjadi kesalahan dalam penanganannya. Pemberian oksigen berlebihan justru bisa meracuni jaringan tubuh atau biasa disebut hiperoksia. Hal ini bisa menyebabkan :
> katarak
> vertigo
> kejang - kejang
> perubahan perilaku
> pneumonia

untuk menghindari kondisi di atas para pendaki yang kurang berlatih fisik disarankan untuk mulai berlatih. Karena mendaki gunung tidak hanya membutuhkan pengetahuan dan pengalaman, tetapi juga ketahanan fisik yang di dapat dari latihan yang teratur. Selain itu, mendaki tidak hanya membutuhkan jiwa dan semangat muda tetapi kondisi fisik yang prima.